AFA

Au Pair, FSJ, und Ausbildung aus Indonesien

Au Pair, FSJ, Ausbildung aus Indonesien

  • AFA butuh dukungan kalian!!

    Ada banyak cara untuk support AFA: donasi 10 euro per tahun, menulis dan berbagi info serta pengalaman di portal ini, atau berkontribusi untuk proyek Buku AFA. Tunggu apa lagi? Hubungi kami untuk info selengkapnya

  • Mari Support AFA

    Ada banyak cara untuk support AFA: donasi 10 euro per tahun, menulis dan berbagi info serta pengalaman di portal ini, atau berkontribusi untuk proyek Buku AFA. Tunggu apa lagi? Hubungi kami untuk info selengkapnya

  • Ayo Dukung AFA

    Ada banyak cara untuk support AFA: donasi 10 euro per tahun, menulis dan berbagi info serta pengalaman di portal ini, atau berkontribusi untuk proyek Buku AFA. Tunggu apa lagi? Hubungi kami untuk info selengkapnya

  • AYO DUKUNG AFA

    Ada banyak cara untuk support AFA: donasi 10 euro per tahun, menulis dan berbagi info serta pengalaman di portal ini, atau berkontribusi untuk proyek Buku AFA. Tunggu apa lagi? Hubungi kami untuk info selengkapnya

  • Ayo Dukung AFA

    Ada banyak cara untuk support AFA: donasi 10 euro per tahun, menulis dan berbagi info serta pengalaman di portal ini, atau berkontribusi untuk proyek Buku AFA. Tunggu apa lagi? Hubungi kami untuk info selengkapnya

Mittwoch, 24. Oktober 2018

Penerjemah Bahasa Jerman Tersumpah di Jerman dan di Indonesia

Halo semuanya!

Sebagai salah satu pengurus AFA ini, banyak sekali teman-teman yang menyakan dimana bisa menerjemahkan ijazah bahasa Indonesia ke dalan bahasa Jerman dan berapa harganya? Saya akan bagikan link nya di mana agar kalian bisa menghubungi langsung si penerjemah tersebut. Bagi kalian yang masih tinggal di Indonesia, pihak Kedutaan Besar Jerman sebenarnya sudah ada link di website mereka, link nya sebagai berikut:

Übersetzerliste

Dan bagi kalian yang sudah tinggal di Jerman, pihak KJRI Frankfurt sudah juga link yang menginformasikan penerjemah tersumpah di link tersebut, link nya sebagai berikut:

Daftar Penerjemah Tersumpah Bahasa Indonesia


Pengalaman saya menerjemahkan ijazah SMA untuk keperluan Ausbildung, saya menghubungi Herr Artur Weibel atau biasa disapa Pakde Artur (beliau menikah dengan orang Indonesia, sudah pernah lama juga tinggal di Indonesia dan beliau fasih berbahasa Indonesia dan bahasa Jawa) karena dulu saya pernah Au Pair didekat kota Trier dan Pakde Artur tinggal dikota Konz dekat kota Trier juga. Kalau kalian belum fasih benar bahasa Jerman, berbicara pakai bahasa indonesia satau bahasa jawa saja dengan beliau. Kalau kalian jauh dari kota Trier tinggalnya, kalian bisa E-Mail beliau atau menelpon dari jam 20.00 (karena dari pagi sampai sore pakde Artur kerja) nanti Pakde aratur akan menjelaskan bagaimana mengirimkan ijazah kalian ke beliau dan berapa harganya. Harga terjemahan ijazah SMA perlembarnya (bolak balik) 20 Euro tahun 2013, mungkin skrg agak naik jadi 30 Euro perlembarnya (bolak-balik). Untuk ijazah kuliah mungkinberbeda harganya, pengalam teman saya menerjemahkan ijazah kuliah sekitaran 35 Euro perlembar (bolak-balik) itu tahun 2016. Klik link KJRI Frankfurt dan alamat Pakde Artur di urutan ke-13.

Kalau penerjemah bahasa jerman di Indonesia saya tidak ada pengalaman, karena saya tinggal di Jerman dari tahun 2012 sampai sekarang, jadi semua berkas-berkas saya urus di Jerman ini.

Salam, Clara Trias W Rahajeng
Share:

Freitag, 19. Oktober 2018

Au Pair Junge und Gast Familie

 Cara mendapatkan Gast Familie als Au Pair Junge 


Displaying IMG_20160727_183640.jpg
Hallo Pejuang Au Pair terutama untuk kalian para pejuang Au Pair Junge, pasti ada beberapa dari kalian yang tertarik dan berminat sebagai Au Pair Junge namun sering kali beberapa dari Gastfamilie lebih condong akan Au Pair Mädchen. Jangan pernah menyerah dan terus mencoba, pasti disetiap kegagalan akan ada hasil yang sangat luar biasa. Sebelumnya saya ingin memperkenalkan diri, Nama saya Herdi Harja Kusumah. Saya dulu adalah salah satu pejuang Au Pair Junge, Bundesfreiwilligedienst dan sekarang mengikuti Program Ausbildung dalam bidang Medizinische Fachangestellte, bermodalkan bahasa jerman level A1 ketika mendarat di Jerman.

Baiklah, saya akan membahas bagaimana saya bisa mendapatkan Gastfamilie dengan bermodalkan Internet dan banyak membaca informasi baik secara online maupun secara cetak. Berawal pada tahun 2016 tepatnya bulan Februari dimana saya mencoba mendaftarkan akun saya di www.aupairworld.net, namun selalu di tolak. Alhasil saya mencoba mendaftarkan di website lain seperti www.aupair.com, hanya dalam jangka waktu 1 bulan saya mendapatkan pesan dari salah satu GF (Gast Familie) yang dimana GF tersebut tertarik dan membutuhkan Au Pair Junge.

Dalam pesannya,  GF mengundang saya untuk mengenal keluarga dan anak-anaknya, dan kebetulan anak GF tersebut Zwillinge (Kembar) ein Mädchen und ein Junge. Pada saat pengenalan melalui Skype, GF menanyakan pengalaman dan apa motivasi saya sebagai Au Pair Junge. Setelah wawancara dengan GF dan anak-anaknya, 1 minggu kemudian mereka mengirimkan sebuah Vertrag (Kontrak) semuanya berjalan dengan lancar, dan pada tanggal 25 April 2016 saya medapatkan appointment di Kedutaan Besar Republik Federal Jerman. Pada saat Interview semua berjalan dengan lancar dan harus menunggu sampai visa nasional tersebut di setujui.

Butuh waktu hampir 2 bulan visa Au Pair disetujui oleh Ausländerbehörde. Visa disetujui pada tanggal 15 Juni 2016, meskipun di dalam Vertrag yang di mana tertera pada tanggal 1 Juni 2016 saya harus sudah bekerja. Namun Gastfamilie membooking tiket pesawat pada tanggal 29 Juni 2016 dan pada tanggal 30 Juni saya memdarat di Berlin, beliau dan anak-anaknya sudah menunggu di Tegel Airport Berlin untuk menyambut kedatangan salah satu calon keluarganya (Saya sebagai Au Pair).

Jika kalian membutuhkan beberapa Informasi tentang Au Pair, Freiwilliges Soziales Jahr oder Bundesfreiwilligedienst, und Ausbildung. Feel free to ask, here is my email herditerrade@gmail.com

Oleh: Herdi Harja Kusumah
Share:

Dienstag, 16. Oktober 2018

Visa ke Inggris ala AFA

Oleh: Desty Rifiyanti Olgemöller

Inggris atau England duh siapa sih yang nggak mau kesana? Negara monarki yang dipimpin oleh seorang ratu ini memiliki pesona yang luar biasa bagi para wisatawan dari seluruh dunia. Terutama untuk para pejuang yang sedang berada di Jerman nih, yang sedang menjalani Aupair, Fsj atau Ausbildung dan kebetulan seneng banget jalan-jalan keliling Eropa tapi mentok mau ke ibu kotanya Inggris yaitu London. Kesal sekali rasanya melihat banyak sekali penawaran tiket ke daerah Inggris yang menggiurkan tapi sayang, visa perijinan kita di Jerman ini tidak sampai ke sana.

Nah, cerita punya cerita nih, pada tahun 2016, impian untuk melihat Big Ben akhirnya tercapai juga meskipun dengan pengorbanan membuang uang 4x harga tiket ke London untuk mengajukan visa. Bukan, bukan harga visanya yang 4 kali lipat dari harga pesawat, tapi sayangnya harus sekali ditolak saat pengajuan visa. Dan uang yang telah diajukan untuk visa tidak bisa dikembalikan lagi. Sad ☹.

Lanjut kepada intinya, bagaimana cara membuat visa ke Inggris bagi mereka yang sedang menjalani study, aupair, fsj atau ausbildung di Jerman?

Pertama 

Yang harus kamu lakukan yaitu lihat resident permitmu yang di Jerman masih berapa lama berlakunya? Jika visa jermanmu hanya 2 atau tiga bulan lagi sebelum keberangkatan, sebaiknya perbaharui/perpanjang dulu visa di Jerman. Karena pihak konsulat inggris melihat apakah kamu setelah mengunjungi Inggris bakal kembali lagi ke tempat asal atau cenderung malah tinggal disana. Pihak Visa admission Inggris sangat kritis sekali dengan masalah tersebut, jadi jangan macam-macam dengan residence permit kita di Jerman.

Kedua

Dengan membuka websitenya www.go.uk / apply-uk-visa , disana kamu bisa melihat beberapa pilihan berbagai macam visa. Pilih opsi standard visitor visa, di sana kamu akan mendapat banyak informasi terkait permohonan visa ke Inggris, mulai dari kapan boleh mengajukan permohonan visa, berapa harga mengajukan visa, berapa lama proses pengajuan visa dan dokumen apa saja yang diperlukan dll. Lanjutkan dengan meng klik apply untuk memulai pengisian permohonan visa.

Ketika melaukan proses pengisian online tersebut, kamu harus mengisi seluruh pertanyaan tersebut. Mulai dari mana kamu menggajukan visa, dimana kamu akan tinggal di Inggris, berapa uang yang akan kamu bawa, daftar atau list tujuan ketika kamu mengunjungi Inggris, apa yang ingin kamu lakukan disana? Apakah pergi sendiri atau dengan teman/pacar atau dengan Gastfamilie, dsb.

Ketiga

Setelah kamu mengisi data dan mengirim data secara online, kamu bisa memilih tanggal dan tempat interview di beberapa kota di Jerman seperti Berlin, Düsseldorf, Frankfurt. Kemudian diakhiri dengan pembayaran online. Kisaran biaya permohonan visa ke inggris berbeda-beda, menurut pengalaman saya, pengajuan visa pertama sekitar 160 euro dan yang kedua sekitar 184 euro. Mungkin tergantung dengan kurs Poundsterling ke Euro. Walaupun harga yang tertera di internet itu sekitar 126 USD, tapi nanti akan pada akhirnya tertera plus biaya administrasi. Tarif permohonan visa dari kota ke kota di Jerman sedikit berbeda. Saya sarankan untuk membuat appointment ke Berlin karena disana tidak ada biaya ekstra untuk pengiriman pengembalian passport yang bisa mencapai 40 euro, dibayar cash.

Keempat

Ketika datang ke tempat appointment, bawalah dokumen selengkap mungkin :
1. Print data yang telah diisi secara online,
2. Bawa passport dan bawa yang asli dan foto copi resident permit di Jerman,
3. Pas foto,
4. Bukti tiket pesawat dan hotel,
5. Bukti pembayaran visa fee,
6. Slip gaji selama dua atau tiga bulan terakhir atau uang tabungan atau copy kontrak kerja atau surat pernyataan jika ada orang yang membantu membiayai selama perjalanan lengkap dengan surat pernyataan yang ditandatangani beserta copy identitas beserta slip gaji. Apapun yang membuktikan kalau kita secara finansial dan bisa membiayai biaya perjalan. Tidak harus mencapai 10.000 euro di tabungan hanya saja kita bisa memprediksikan berapa poundsterling dalam sehari yang akan kita keluarkan, yang penting cukup,
7. Surat undangan jika ada seseorang di Inggris yang bisa mengundang kita, tentu saja dengan tanda tangan dan bukti tempat tinggal.


Kelima

Tahap terakhir yaitu interview di visa application center yang telah kita pilih. Mohon datang tempat waktu. Setelah interview kita akan mendapatkan passport kembali dan keputusan apakah pengajuan visa ditolak atau diterima sekitar 3-4 minggu.

Semoga sedikit informasi diatas bisa membantu untuk kalian yang ingin sekali pergi ke Inggris. Visa standard visitor paling lama 6 bulan, jadi selama 6 bulan tersebut bisa bolak balik ke negara Inggris. Selamat mencoba! Viel glück!

Editor: Girindra W.P Denker
Share:

Samstag, 13. Oktober 2018

Asam manis di Jerman

Awal bulan February tiba di jerman dengan muka bahagia selama beberapa tahun ingin pergi ke negara ini dan akhirnya pada tanggal 7 February menginjakan kaki di Hannover. Saya berjumpa pertama kali dengan keluarga De Buhr. Awal nya saya di sambut dengan hangat dan di beri fasilitas yang cukup baik karna saya sudah bertekad dan kuat mental hadapi semua rintangan. Rudy(Papa saya) pernah bilang bahwa saya tidak akan bisa untuk merawat anak karna itu hal sulit apa lagi harus bisa mengerti anak tersebut berserta karakter nya. Jujur untuk program ini saya bertekad untuk dapat menyelesaikan sampai 1 tahun tapi alhasil saya tidak bisa menyanggupi nya karna apa yang saya hadapi ini cukup sulit. Banyak asam manis selama 6 bulan berkerja dengan keluarga ini. Jujur terlepas dari ini aku masih tergantung sama orang German yaitu Pacar ku sendiri. Dia selalu membantu ku dalam keadaan sulit, bisa disebut dia seperti hadiah untuk ku dan aku senang dapat mengenal nya. Selama ku kerja di Host Family, aku mendapat kan pelajaran yang tidak akan aku dapatkan di negara ku, aku juga di marahi jika tidak melakukan perkerjaan dengan perfect. Ada temen ku bilang bahwa tinggal di negara orang itu harus kuat mental. Mental batin juga fisik hehe. Aku mendapatkan reference keluarga ini yaitu dari teman ku sendiri orang Indonesian. Pada tanggal 30 July aku menyerahkan surat resign ku kepada host mom ku karna aku sudah tidak mau lagi bekerja dengan nya. Problem ku sangat banyak dengan keluarga ini. First Problem yang pertama itu fatal yaitu insurance card tidak di berikan kepada ku. Aku tidak ada insurance card selama 6 bulan dan itu sangat miris. Awal Februar aku sudah menanyakan soal ini kepada Host mom ku tapi sayang nya sampai aku mau resign tidak ada insurance card di tangan ku, second Problem hari free ku , emang kalo jadi aupair harus flexible tapi kadang kala dia sering memanfaatkan ku sehingga hari free ku itu harus bekerja. Problem ketiga yaitu Urlaub Tag, aku tidak bisa menggunakan urlaub tag ku dengan free karna aku harus menyesuaikan nya dengan schedule dia dan harus menjaga anaknya. Awalnya surat resign ku ini tidak di terima dengan baik oleh Host mom ku setelah aku pergi ke Anwalt akhirnya dia menerima surat resign ku. Di satu sisi positif aku sangat beruntung untuk bisa berada di Germany dan aku sangat senang bisa bersosialisasi dengan orang banyak. Sejujurnya hidup di negara orang tidak mudah dan sulit banyak hal yang harus di pelajari kadang kala tidak mengerti. Masalah terbesar adalah bahasa. Bahasa jerman itu susah dan banyak grammatik nya. Jadi butuh waktu lama untuk bisa lancar dan bicara bahasa jerman. Di satu sisi aku ada keinginan besar untuk masa depan ku di negara ini yaitu melanjutkan kuliah lagi disini dan bisa mendapatkan pekerjaan yang layak dengan kualitas hidup yang baik. Aku tahu dengan hal itu bisa merubah takdir ku. Sejak 5 tahun lalu aku ingin pergi ke negara ini dan akhir nya tercapai walaupun harus menunggu waktu lama dan sedih susah di kampung halaman tapi finally aku sudah berada disini. Kadang kala aku merasa tidak menerima perubahan secepat ini karna kultur yang berbeda dan bahasa yang berbeda juga pemikiran dan pemahaman yang berbeda. Tapi mau apalagi sudah jauh dari keluarga dan mengambil keputusan untuk masih masa depan semoga jalan yang ku ambil ini benar. Aku punya banyak impian disini semoga saja mimpi ku itu satu persatu dapat terwujud. Tidak di pungkri lagi susah nya dapat teman yang bisa dipercaya disini satu kunci nya adalah percaya pada diri sendiri karna diri sendiri tidak akan membuat mu kecewa kecuali membuat diri mu sendiri kecewa.

Tanggal 30 Agustus hari dimana aku keluar dari rumah Host mom, pada saat siang hari. Atmosphere yang tidak nyaman pun mulai terasa. Host mom ku ini entah kenapa pada saat hari di mana aku akan pergi dia mencari-cari kesalahan ku sehingga dia mempunyai alasan untuk memarahi ku. Jujur saja tidak nyaman seperti ini. Pada pagi hari sebelum aku pergi aku menitip kan barang-barang ku di teman Aupair yang berasal dari Ukraine. Dia teman baik ku di Hannover kami saling kenal karna kami satu tempat kursus. Aku selalu berbagi cerita dengan nya sedih senang tentang pengalaman kami menjadi Aupair di Germany. Dia juga punya impian yang sama dengan ku untuk bisa study kembali disini. Tidak di pungkri banyak orang yang rela datang ke Germany untuk study karna negara ini menjadi negara favorit untuk study.

Di sore hari aku kembali ke rumah keluarga angkat ku dan segera berpamitan dengan nya. Aku tau perasaan yang tidak enak dan takut juga menghampiri ku tapi di satu sisi aku senang karna masa Aupair telah selesai. Pada hari yang sama aku juga berpamitan dengan teman ku Katja(Aupair Ukraine) Katja merasa sedih karna aku harus pergi tetapi dia senang karna aku bisa keluar dari keluarga angkat ku. Dia berharap kita dapat sering bertemu walaupun berbeda kota. Pada awal bulan september aku memulai volunteer program di Kindergarten setelah selesai dengan Program Aupair berharap ini peluang baik untuk ku karna selain bisa belajar direct mengenai anak-anak, kultur juga bahasa, aku juga belajar mengenai bagaimana cara berinteraksi dengan orang-orang jerman di sekitar tempat kerja ku dan aku senang bisa mendapatkan pengalaman international di akhir program ini, berharap dapat menjalankan dengan baik dan belajar mengenai banyak hal.

Terhitung satu bulan mulai dari sekarang aku sudah menjalani volunteer program di Kindergarten Perasaan campur aduk tapi senang karna berjalan baik semua hanya saja harus mengerti bahasa anak dan membaca body language anak. Di Kindergarten aku membantu para Erziherin dengan jumlah 8 anak. Anak-anak yang berada di Gruppe ku berasal dari berbeda negara dan mereka mempunyai problem dengan bahasa jerman, mereka juga harus belajar sekaligus 2 bahasa yaitu muttersprache mereka dan deutsch sprache di Kindergarten, aku mengakui ini agak cukup sulit untuk mereka sehingga setiap hari harus melakukan sparchtherapy selama 30 menit untuk setiap anak. Anak-anak ini cukup unik bagi ku karna mereka tidak saja membawa kultur berbeda tetapi kami mempelajari dan menghargai satu sama lain. Aku senang dapat berkerja pada atmosphere yang baik dan support satu sama lain dalam satu team dengan para Erzieherin. Aku berharap setelah program ini selesai dapat merencanakan study kembali atau melakukan Ausbildung dan semoga saja dapat berjalan dengan baik di masa depan nantinya.

Ini kisah ku sedikit yang ingin di share kepada kalian yang ingin melakukan sesuatu di luar zona nyaman kalian untuk melakukan tantangan dalam hidup dan pengalaman untuk hidup di negara Eropa.

Created by Ichi
Share:

Dienstag, 9. Oktober 2018

Pengalamanku Menjadi Au Pair



Sebelumnya aku tidak pernah ada rencana untuk menjadi seorang Au-Pair. Bahkan aku tidak tahu sama sekali apa itu program Au-Pair. Jadi awal mulanya aku mengajukan Visa Studienvorbereitung di Kedutaan Jerman di Jakarta, namun hingga 8 bulan lamanya aku tidak dapat kabar terbaru dari kedutaan dan setiap kali aku pertanyakan tetang Visaku mereka hanya menjawab masih dalam proses. Sampai pada akhirnya datanglah surat penolakan yang mengatakan bahwa Motivation Letterku kurang menunjukkan tujuanku, dan hal itu sempat membuat aku down. Aku bercerita ke salah satu temanku yang sudah berada di Jerman. Dan akhirnya dari dialah aku mendengar program Au-Pair. Dari situ aku mulai mencari di Internet tentang program Au-Pair, membaca pengalaman-pengalaman serta berbagai blog yang ada. Setelah aku mendapat gambaran yang jelas mengenai Au-Pair, maka aku putuskan untuk menjalani program tersebut.

Sedikit gambaran mengenai program Au-Pair. Berdasarkan pengalamanku adalah sebuah program pertukaran budaya dimana seorang Au-Pair belajar bahasa dan budaya dari negara dimana kita menjalani program tersebut dan dapat tinggal di rumah salah satu keluarga, sebagai gantinya kita membantu keluarga tersebut dalam menjalani aktivitas mereka. Seperti menjaga anak-anak mereka, membereskan atau merapikan kamar dan tempat bermain anak-anak, dan tentunya sebagai seseorang yang ikut tinggal di dalam keluarga tersebut wajib ikut menjaga kebersihan rumah tersebut. Karena dari situ anak-anak mereka juga bisa belajar sebuah tanggung jawab. Dan tentunya kita juga mendapat uang saku perbulannya.

Singkat cerita, setelah aku mengetahui apa saja yang dibutuhkan untuk menjadi seorang Au-Pair di Jerman. Mulailah aku mencari keluarga, pada awalnya aku menemukan sebuah keluarga di Berlin namun seiring waktu ada beberapa hal dari calon Gastfamilie ku yang membuat mereka membatalkan niat mereka memiliki seorang Au-Pair. Akhirnya aku mencari keluarga Au-Pair baru dan aku menemukannya melalui Grup Au-Pair di Facebook. Mereka adalah sebuah keluarga muda dengan 3 anak di Lüneburg.

Akhirnya aku mengajukan permohonan Visa Au-Pair setelah semua dokument dari Gastfamilieku datang dan dokument lain juga sudah terpenuhi. Setelah menunggu sekitar 1 bulan lamanya, aku mendapat kabar bahwa Visaku sudah jadi. Dan tepat pada 7 Maret 2017 aku terbang ke Jerman. Yang bisa aku katakan pada diriku sendiri adalah akhirnya aku memulai awal karirku di Jerman. Dan yang aku ingin katakan pada kalian yang membaca tulisan ini adalah studi atau bekerja di sebuah perusahaan di Jerman bukanlah satu-satunya cara memulai karir di Jerman, tetapi Au-Pair merupakan salah satu pilihan memulai karir di Jerman. Karena dari Au-Pair bisa aku katakan membantu meminimalisir Culture Shock.

Jadi singkat cerita lagi, hari pertama bertemu mereka aku sangat senang dan merasa sangat disambut dengan keluarga mereka. Setelah 2 hari berlau mulailah Gastmutter ku menjelaskan apa saja yang bisa aku bantu sehari-hari di rumah tersebut. Namun semakin lama ada beberapa hal yang aku rasa seharusnya tidak menjadi bagian dari tugasku. Aku sempat bertanya kepada beberapa teman-teman Au-Pair lainnya, beberapa dari mereka mengatakan bahwa apa yang dilakukan Gastfamilieku melebihi batas kontrak kerja tapi ada beberapa dari mereka yang mengatakan bahwa aku hanya Culture Shock. Beruntungnya aku mempunyai seorang pacar di Jerman yang bisa membantu menengahi masalah ini, dia juga yang berusaha menjelaskan dan menanyakan kepada Gastmutterku. Dan beruntungnya juga Gastfamilieku orang yang mau mendengar kritik dan mereka tetap tidak berubah memperlakukan aku seperti bagian dari keluarga. Menurutku Gastmutterku sudah seperti kakak buatku dan sampai sekarang setelah kontrak Au-Pairku selesai aku masih berhubungan baik bahkan kita saling bercerita dari tentang anak-anak hingga masalah pribadi.

Itulah singkat cerita tentang pengalamanku menjadi seorang au pair, aku juga mau berbagi beberap tips berdasarkan pengalamanku :

  1. Baca sebanyak-banyaknya mengenai Au-Pair, cari tahu dari berbagai blog dan juga melalui grup AFA (Au-pair, FSJ, Ausbildung),
  2. Jangan terburu-buru mengambil keputusan,
  3. Baca dan pahami kontrak kerja, jika belum begitu paham bahasa Jerman bisa tanya kepada guru kursus kalian atau orang yang kalian kenal yang bisa berbahasa Jerman,
  4. Saat video call atau Skype dengan calon Gastfamilie jangan lupa untuk menanyakan sejelas-jelasnya apa yang menjadi tanggung jawab & hak kalian selama menjadi Au-Pair di keluarga tersebut,
  5. Siapkan mental dan tekad yang kuat, karena itulah yang bisa membuat kamu bertahan. Karena menjadi Au-Pair bukan hanya bersenang-senang,
  6. Jika ada masalah dalam keluarga berusaha dibicarakan, aku tahu sulit untuk memulai karena kita takut untuk di putus kontrak secara sepihak. Tapi lebih baik dibicarakan karena Gastfamilie kita juga tidak tahu dan merasa baik-baik saja jika kita tidak bilang. Kalau tidak berani melakukan sendiri, berusaha cari seseorang untuk menengahi misal ; teman atau kenalan kalian.


Oh ya semua yang aku tulis disini berdasarkan pengalamanku menjadi Au-pair, jadi tidak bisa disamakan dengan pengalaman orang lain. Semoga dari pengalamanku ini bisa membantu kalian yang akan atau sedang menjalani Au-Pair.

Penulis: Januarty Eka Pratiwi
Editor: Girindra W.P Denker
Share:

Sonntag, 7. Oktober 2018

Ein Jahr, das Dein ganzes Leben verändern kann

,,Es sind die Begegnungen mit Menschen, die das Leben lebenswert machen.“
Guy de Maupassant

Hamburg, 2.10.2018

Das Leben ist voller Überraschungen. Ich kann es bis heute kaum fassen, dass mein Traum, nach Deutschland zu kommen, in Erfüllung gegangen ist. Ein Jahr als ein Au-pair Mädchen ging sehr schnell vorbei und ich musste ein weiteres Programm finden, weil ich noch länger in Deutschland bleiben möchte, um meine Deutschkenntnisse zu verbessern.

Ich habe von einem Blog eines ehemaligen Au-pairs erfahren (www.denkspa.de/), dass wir Ausländer ein Aufenthalt in Deutschland als Freiwilliger – oder Bundesfreiwilliger Soziales Jahr leisten dürfen. Bei dem Programm handelt es sich um eine Sozial- bzw. Freiwilligenarbeit, die man mindestens für 6 bis zu 18 Monaten machen kann. Das Freiwillig Soziales Jahr (FSJ) wird in verschiedenen Einsatzstellen angeboten, wie im gesundheitlichen Bereich sowie in Krankenhäusern oder Einrichtungen für Menschen mit Behinderung, Kunst, Bildung sowie in Kindergärten oder Grundschulen und sogar im ökologischen Bereich.

Die Teilnehmer sind meistens die jungen Menschen, die sich noch überlegen, was sie nach der Schule machen wollen. Das Programm ist als ein Überbrückungsjahr gedacht, damit die Jugendlichen sich orientieren können und einen Blick bekommen, welche Herausforderungen sie im echten Berufsleben erwarten. Außerdem kann man sich durch dieses Programm sozial engagieren und es bringt auf jeden Fall viele Vorteile mit sich.

Ich habe mich entschieden, mein FSJ in einer Wohngruppe bei Leben mit Behinderung Hamburg zu machen. Am Anfang war ich zu skeptisch, als dass ich die ganze Verantwortungen übernehmen könnte. Aber ein Jahr verging und ich bin ein ganz anderer Mensch geworden. Meine Aufgaben an sich sind ziemlich vielfältig. Von den haushälterischen Tätigkeit bis zur Begleitung bei ärztlichen Terminen. Es wird oft verlangt, selbständig und fleißig zu arbeiten. Da es auch um andere Menschen geht, die unsere Hilfe benötigen. Egal in welchen Situation, muss man immer hilfsbereit sein.

Es gibt zwar Tage, wo ich mich sehr selbstbewusst fühle. Aber es gibt auch Tage, wo sich alles sehr überfordert anfühlt. Es ist trotzdem ganz normal. Mit Menschen zu arbeiten ist keine einfache Arbeit aber solange man mit Freude und dem ganzen Herzen arbeitet, geht alles einfacher. Von meinem FSJ habe ich viel gelernt und mitgenommen, dass Menschen miteinander stärker sind. Wir sind von Natur aus ein Homosapiens, der ohne mithilfe anderer Menschen nicht leben kann. Und durch eine gemeinsame Arbeit sind wir unzerbrechlich.

Auf der Arbeit habe ich Menschen mit verschiedenen Eigenschaften und Behinderungen gesehen. Und ich bin froh, dass ich sie kennenlernen dürfte. Es ist nicht immer leicht, mit ihnen zurechtzukommen oder damit umzugehen. Sie sind jedoch einzigartig und sie schenken uns auf ihre Art und Weise große Liebe, die wir manchmal nicht sofort bemerken.

Dank dieser Erfahrung sehe ich sie nicht mehr als Menschen mit Behinderungen, sondern als normale Menschen und nicht deren leiden. Ich sehe nur Hasi, Oliver, Cristian, oder Bärbel. Sie sind genauso wie wir. Sie weinen, sie lachen, sie tanzen und sie lieben. Das ist eine wertvolle Erfahrung, die man nirgendwo kaufen kann. Wie ein Spruch aus Indonesien ,,Tak kenal maka tak sayang“. Mann kann erst dann jemanden lieben, wenn man ihn schon kennengelernt hat. Denn jemand fremdes kann man nur vom außeren beurteilen aber wie Tief das Herz einer Person ist, kann man nur im Laufe der Zeit erfahren.

Das FSJ hat nicht nur mein ganzes Jahr verändert sondern auch mein ganzes Leben. Ich bin nicht mehr in einer Welt wo ich nur schwarz und weiß gesehen habe. Mein Leben ist tatsächlich viel Bunter geworden. Es ist die Funktion einer Inklusion, dass man letztendlich kein Vergleich mehr macht und die Vielfalt in der Gesellschaft respektiert. Das wäre ein Anfang, die ganze Welt zu einem besseren Ort für jeden Menschen machen zu können. Egal welche Farbe, Nationalität und Behinderung man hat oder welche Sprache man spricht. Respekt sollte meiner Meinung nach eine Eigenschaft sein, die man überall und jederzeit haben muss. Und ich bin froh, dass ich ein Jahr für was positives verbracht habe.

Autorin  : Lita Asmara
Bearbeiterin: Girindra W.P Denker

Share:

Donnerstag, 4. Oktober 2018

Keluhan Calon AFA: Belajar Bahasa Jerman Secara Otodidak


“Aku gak punya uang untuk belajar bahasa jerman, gimana ya kak? Apa aku bisa belajar sendiri tapi aku tuh bolot banget otaknya kalo buat belajar?”

Ini salah satu keluhan yang paling sering terdengar dari calon AFA. Masalah ini sebenernya sudah banyak dibahas di beberapa blog tapi mungkin masih belum lengkap penjelasannya. Kali ini kita akan membahas belajar bahasa Jerman secara otodidak tanpa dasar pengetahuan sama sekali.

Sesungguhnya semua bahasa itu bisa dipelajari secara otodidak asal ada kemauan, rajin dan pantang menyerah. Di zaman yang sudah amat sangat modern ini kalian bisa dengan mudah belajar bahasa negara manapun dengan aplikasi di smartphone. Ada beberapa aplikasi yang bisa kalian gunakan, dan untuk yang sama sekali tidak tahu dasar bahasa Jerman bisa menggunakan Aplikasi Busuu.

Dalam aplikasi Busuu ini kalian akan belajar dari hal yang sangat awal seperti cara menyapa, cara memperkenalkan diri dan hal dasar lainnya. Di aplikasi ini juga banyak penjelasan yang diberikan tentang negara Jerman. Sayangnya grammatik yang diberikan hanya untuk level dasar saja, jika kalian ingin memperdalam grammatik kalian harus berbayar. Jika kalian sudah punya dasar bahasa jerman, kalian bisa melatih kemampuan dengan menggunakan aplikasi Duolingo.

Mungkin beberapa dari kalian merasa tidak lengkap belajar tanpa buku. Kalian bisa beli buku pengantar bahasa jerman di toko buku atau kalian bisa langsung membeli buku studio d A1.

Sayangnya buku studio d A1 sudah susah untuk didapatkan karena lembaga kursus sudah menggunakan buku Netzwerk. Tapi jangan khawatir, kalian bisa mencari buku bekas dan biasanya ada yang jual di beberapa e-commers atau bisa juga mendownload softcopy buku studio d a1. Pertajam pendengaran kalian dengan nonton youtube. Serial dari Nico’s Weg, Deutsch Plus, Jojo sucht das Glück dan masih banyak lagi bisa menjadi referensi kalian untuk belajar. Jangan lewatkan juga siaran belajar dari DW.com yang bisa kalian manfaatkan sebagai pengantar tidur. Setelah kalian terbiasa dengan bahasa jerman, sekarang saatnya kalian latihan berbicara! Tujuan belajar bahasa Jerman adalah agar kalian bisa berbicara bahasa Jerman. Tapi bagaimana bisa kita bicara bahasa Jerman sedangkan kita hanya belajar sendiri di rumah? Tenang, sekarang ada aplikasi Tandem.

Aplikasi ini diperuntukan bagi yang ingin belajar bahasa asing. Dengan aplikasi tersebut kalian bisa belajar langsung dari dengan native speakers. Kalian bisa chatting, telepon ataupun video call. Jadi apa kalian masih berpikir belajar bahasa itu harus keluar banyak uang? Ingatlah dimana kemauan disitu ada jalan. Jadi, kalau kalian hanya mengeluh tanpa berupaya untuk mencari jalan keluar, sama juga seperti menegakkan benang basah, hasilnya akan NOL. Jika yang lain bisa karena bersungguh-sungguh, begitu pun kalian, juga pasti bisa.

Tetap semangat!
Share:

Dienstag, 2. Oktober 2018

Cara bergabung ke Grup AFA di Facebook dan Cara Menyarankan Teman untuk Bergabung

Setiap harinya, AFA menerima puluhan permintaan masuk dan bergabung dari rekan-rekan baik yang masih di Indonesia maupun yang sudah di Jerman. Pemetaan pun kami lakukan untuk menyeleksi calon anggota agar hanya orang-orang yang memang berniat ke Jerman (Eropa) atau sudah tinggal di Jerman (Eropa) saja yang bergabung.

Mengapa?

Karena terkadang saran Grup Fb muncul di beranda orang dan orang yang tak tahu menahu atau baru bergabung di fb langsung saja masuk dan tak tahu apa itu program Au pair, FSJ dan Ausbildung di Jerman. Selain itu, dengan disaringnya calon anggota ini, AFA jadi lebih fokus dan HANYA pemuda-pemuda yang memang sangat antusias untuk menimba ilmu dan mencari informasi seputar Jerman saja yang bisa masuk. Lebih-lebih kita tahu sendiri bahwa ada banyak AGEN komersil yang menjamur mengikuti sosialisasi kerja di Jerman dan memanfaatkan fasilitas grup AFA dalam mengambil keuntungan dan mendapatkan pelanggan. Karena prinsip AFA yang kuat untuk membantu sesama pejuang tanpa embel-embel komersil, serta banyaknya teror masuk kepada para pengurus dari beberapa AGEN yang kurang suka dan merasa dirugikan atau nama baiknya dicemarkan, AFA MEMBLOKIR semua agen yang dirasa mengganggu. Tentu saja pasti di grup AFA masih ada agen yang tergabung, namun selama mereka tidak agresif dan mentaati hausordnung, kami pun tidak ada masalah.

Grup AFA ini adalah grup eksklusif dan berbeda dari grup sosial lainnya. Mengapa?

1. Karena dari sana, kita bisa menimba ratusan informasi terkait hidup di Jerman dan cara ke Jerman
2. Karena Setiap Postingan akan disaring berdasarkan kebutuhan, jika sudah sering ditanyakan atau pertanyaan tak bermutu dan bisa dicari sendiri di google, akan langsung dihapus,
3. Karena rentan isu komersil, terutama bagi para anggota yang ingin ke Jerman dan mencari agen. Oleh karena itu, AFA cenderung menghapus postingan terkait agen tertentu.
4. Karena grup AFA adalah satu-satunya grup yang mewadahi pemuda dari Indonesia yang datang ke Jerman dengan perjuangan yang cukup berat dan dari AFA pula, kita bisa bertemu teman-teman senasip seperjuangan yang tidak bisa kita temukan melalui Grup lain.

Apakah ini artinya AFA anti AGEN komersil?

Bukan berarti demikian. Prinsip AFA sendiri adalah membantu sesama pejuang yang bermimpi ke Jerman, kalau bisa dengan cara yang cukup mudah dan murah. Keputusan untuk menggunakan Agen adalah keputusan masing-masing individu. Besarnya jumlah biaya yang harus dikeluarkan pun juga tergantung kemampuan individu untuk membayarnya.

AFA sama sekali tidak mendukung AGEN tertentu karena prinsip Agen manapun adalah mencari keuntungan, sedangkan prinsip AFA adalah membantu dan prinsip sharing.

Terkadang tidak adil rasanya jika agen menerima keuntungan dari calon AFA yang akan ke Jerman. Mereka dapat uang dari perusahaan, dari kalian. Namun jika terjadi sesuatu, lari curhatnya ke salah satu pengurus AFA.

Saya ingin bergabung ke Grup AFA Jerman karena saya ingin mencari informasi seputar Au pair, FSJ dan Ausbildung di Jerman. Bagaimana caranya?

1. Buka grup AFA dengan klik di sini: GRUP AFA Jerman
2. Setelah masuk, nanti anda akan diberi 3 pertanyaan atau permintaan untuk menghubungi salah satu admin.  Cara menjawab pertanyaan BUKAN seperti di bawah ini:




3. Sebaiknya kalian tak perlu menjawab sebelum menghubungi salah satu admin yang disebutkan di pertanyaan tersebut. Untuk mengirim pesan, kalian bisa mengirimnya lewat messanger, tidak perlu panjang-panjang, hanya dengan: Kak, saya ingin bergabung di AFA.

4. Jika tidak ada response dalam satu hari? Berapa admin yang sudah kalian hubungi? Salah satu dari 8 admin pasti ada yang menjawab!!

5. Jika tidak juga menjawab, mungkin mereka sibuk, kalian bisa langsung isi formulir untuk meminta bergabung di grup:

Link untuk mengisi form:  DATA ANGGOTA AFA

6. Jika kalian sudah mengisi formulir tersebut, tinggal jawab di pertanyaan ke tiga: SAYA SUDAH MENGISI FORMULIR dari...... (nama salah satu admin, atau dari blog AFA).

7. Salah satu pengurus akan mengecek apakah kalian sudah mengisi formulir tersebut atau berbohong. Jika kalian berbohong, kami tak segan memblokir nama kalian supaya tidak bisa masuk selamanya di grup AFA.

8. Jika memang sudah mengisi, kalian akan di approve di grup dan bisa menimba informasi, bertanya, memulai diskusi, dsb.

9. Jika dalam kurun waktu 5 hari, kalian tidak menghubungi admin dan tidak ada kabar, maka permintaan bergabung tersebut akan kami declined. Sorry

Bagaimana kalau saya ingin mengundang teman untuk bergabung, padahal saya bukan admin AFA?

Banyak permintaan bergabung yang terpaksa kami decline karena mereka mengabaikan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.

Jika kalian ingin teman bergabung, sebelum menyarankan mereka, ada baiknya mengirim message ke mereka terlebih dahulu. Mungkin seperti ini:

"Aku ingin kamu bergabung di grup AFA (Asosiasi Au Pair, FSJ, Ausbildung) karena di sana ada banyak informasi seputar program-program tersebut dan kamu bisa juga bertanya atau berdiskusi. Tapi sebelum itu, kamu harus mengisi form ini, supaya admin bisa approve saranku menggabungkan kamu: Form Bergabung"

Atau, kamu kirim saja link dari artikel ini supaya mereka bisa temukan sendiri untuk bergabung. Jika mereka sudah mengisi form, dan pengurus sudah mengecek permintaan bergabung, mereka akan diterima.

Jangan lupa:

Isi FORM dengan klik link bagi kalian yang belum mengisi dan yang ingin bergabung ke grup AFA:


Share:

Pejuang Jerman

Moin!!

Pepatah berkata “banyak jalan menuju Roma” dan tentunya hal ini berlaku juga bagi kalian yang mau ke Jerman. Mungkin awalnya orang-orang hanya tahu ke Jerman dengan tujuan untuk kuliah. Tapi seiring berjalannya waktu banyak pemuda pemudi Indonesia berada di Jerman bukan untuk kuliah melainkan mengikuti berbagai macam program seperti Au pair, FSJ, Ausbildung (AFA). Bertujuan untuk memudahkan komunikasi sesama calon AFA maka terbentuklah grup Pejuang Jerman.

Pada awal terbentuknya grup ini hanya beranggotakan 4 orang calon AFA sekaligus admin grup. Tapi sampai saat ini anggota grup terus bertambah dari berbagai macam usia dan daerah di Indonesia. Di dalam grup Pejuang Jerman dikembangkan lagi sesuai tujuan anggota yaitu grup Kuliah, Au pair dan FSJ, dan Ausbildung.

Grup yang berada di aplikasi Whatsapp ini hampir tidak pernah sepi membahas tentang Jerman. Hal yang dibahas biasanya mengenai pengalaman anggota AFA, mengikuti AFA dengan atau tanpa agen, cara belajar bahasa jerman otodidak, dan masih banyak lagi informasi lainnya.

Kapasitas grup whatsapp yang memang terbatas membuat admin terkadang kualahan menerima permintaan bergabung. Sehingga admin memikirkan cara lain agar semua bisa ikut bergabung dan berdiskusi. Maka sejak bulan Juli 2018, ada grup pejuang Jerman di telegram. Namun, grup ini kurang aktif dan grup whatsapp yang masih sering ramai diskusi. 

Untuk kalian yang merasa tertarik bergabung di grup Pejuang Jerman harus menghubungi admin grup karena link grup tidak bisa disebar dan grup sering kali full.

Dan untuk kalian yang sudah bergabung di grup whatsapp pejuang Jerman dan ingin berbagi informasi seputar apa yang diperoleh dan hasil diskusi grup, bisa merangkumnya dalam sebuah artikel dan kirimkan ke admin AFA, caranya:

Tulis info yang sering ditanyakan dan jawab pertanyaan tersebut secara lugas dan jelas, kemudian kirim tulisan tersebut (format dan gaya bahasa terserah, nanti akan ditinjau dan diedit kembali).

Tujuannya, agar informasi yang sudah sering didiskusikan bisa terangkum dan tidak selalu ditanyakan ulang.

Kirimkan artikel kalian ke afapublikasi@gmail.com (kalau bisa beserta 1 gambar). Jika kalian tidak ingin namanya dicantumkan, kami akan merahasiakannya.

Penulis: Mentari Ayu Budiari
Editor: Girindra W. Puspa
Share:

Sonntag, 30. September 2018

Ausbildung lewat Agen

AUSBILDUNG LEWAT AGEN


Halo halo, ini tulisan pertama aku selama tinggal di Jerman. Kali ini aku pengen nulis mengenai Ausbildung lewat AGEN. Zaman sekarang ini, siapa sih yang gak tau dengan Ausbildung? Program magang selama tiga tahun di jerman dengan berbagai bidang yang disediakan. Mulai dari bidang kesehatan, Teknik, Komputer, Pariwisata dan banyak bidang lainnya yang ditawarkan. Tentunya info Ausbildung lewat agen ini sudah sangat marak dikalangan pemuda pemudi Indonesia yang ingin sekali merasakan tinggal dan bekerja di negara tempat Pak Habibie menuntut ilmu ini. Ini juga mungkin adalah salah satu jawaban bagi orang orang yang kurang mampu secara materi untuk tinggal dan merasakan hidup ditanah Eropa.

Dibandingkan melamar Ausbildung secara mandiri, dengan berbagai kesulitan yang ada pastinya temen-temen semua bakalan memilih cara yang lebih instan. Lewat Agen. Tanpa perlu repot dengan berkas-berkas dan lainnya, kita bisa tinggal terbang ke Jerman.

Berbeda halnya dengan melamar secara mandiri. Mulai dari dokumen-dokumen yang harus disediakan sesempurna mungkin, itupun tidak banyak perusahaan Jerman yang mau menerima kalau kita masih berada di Indonesia. Memang ada, tetapi tidak banyak. Kebanyakan perusahaan Jerman memprioritaskan yang sudah berada di Jerman dengan alasan proses yang lumayan ribet. Tidak hanya sampai disitu, kalau pun misalnya diterima dan tiba saatnya pengurusan Visa, kita akan tetap di persulit oleh si petugas, dengan meminta uang sekian Euro sebagai jaminan di bank. OMG. Inilah yang aku rasakan ketika melamar Ausbildung secara mandiri. Dua bulan setelah semua proses Ausbildung mandiriku, dapatlah informasi bahwa sekarang Ausbildung bisa lewat agen. Yeay. Hanya dengan mengirimkan Curiculum Vitae, riwayat hidup dan Sertifikat bahasa. Akhirnya aku bisa angkat-angkat kaki bersantai manja tanpa perlu memikirkan segudang proses.

Setelah mengirimkan semua dokumen yang diminta, aku hanya tinggal menunggu waktu untuk pengurusan visa. Visa keluar, dan akhirnya aku berangkat ke Jerman. Sungguh instan bukan ? Sebenarnya aku sangat senang sekali akhirnya bisa sampai di jerman, tapi dibalik kesenanganku itu ada terselip rasa jengkel. Menurutku, dengan semua kemudahan yang ini, banyak orang yang tidak lagi tau apa itu yang namanya proses. Tidak tau bagaimana sakitnya berjuang untuk tinggal di Eropa ini seperti yang dilakukan orang orang yang lebih dulu tinggal di Jerman ataupun orang orang yang pernah berjuang mati matian untuk bisa tinggal di jerman. Ditambah lagi dengan disediakannya kursus gratis untuk mereka yang ingin ke Jerman tetapi terhalang kerena Dana. Dari Informasi yang aku kumpulkan, Ausbildung lewat agen ini lebih banyak di bidang Pariwisata. Seperti perhotelan, koki, restoran, hausekeeping dll, tetapi tidak menutup kemungkinan untuk ausbildung dibidang IT dan kesehatan.

Dari beberapa informasi yang berhasil aku kumpulkan. Baik itu dari pengalaman teman teman seperjuangan sampai dari mereka yang sering curhat mengenai sejuta masalah yang mereka hadapi. Tidak lain dan tidak bukan sudah pasti faktor bahasa. Banyak dari kita, saking inginnya berangkat ke Jerman, sampai kita lupa mempersiapkan diri bagaimana nantinya bisa bertahan di Jerman. Kita hanya memikirkan cara yang instan untuk datang, tapi banyak dari kita lupa, bahwa kalau kita sudah terkena masalah di Jerman, pulangnya juga akan instan. Aku punya seorang teman, sebut saja namanya si Fufun dan si Dadang. Si Fufun ini dia memlilih untuk Ausbildung di bidang kesehatan. Awal awal di Jerman dia merasa baik baik saja. Mengenai bahasa pastinya semua orang indonesia yang baru tiba di Jerman memiliki masalah dengan itu. Tapi di bulan ketiga, sebelum masa percobaannya berakhir, dia dipanggil ke kantor. Bosnya bilang "Kamu di pecat, ini tiket pulang kamu ke indonesia sudah kami belikan". Dia langsung takut dan panik. Bagaimana mungkin harus pulang.

Dengan informasi yang minim, ia akhirnya harus pulang ke Indonesia. Padahal banyak cara yang ia bisa lakukan agar tetap bisa tinggal di Jerman. Yang ke dua, laki laki, Dadang. Berangkat ke Jerman dengan hanya bermodalkan bahasa Jerman dasar. Juga harus pulang dengan cara yang sama. Ada juga yang diperlakukan secara tidak manusiawi oleh bosnya di tempat ia bekerja. Bekerja lebih dari standar dan juga tidak pernah dikasih hari libur. Kita tidak hanya memiliki masalah dengan budaya, bahasa, tetapi juga dengan lingkungan kerja kita. Banyak dari teman-teman yang sama sekali belum pernah bekerja akan merasakan bagaimana sakitnya lingkungan kerja itu. Di salahkan atas sesuatu yang tidak kita perbuat, dimarahi bahkan sampai dimaki maki didepan semua orang. Itu biasa bagi sebagian orang. Tapi bagi sebagian orang juga itu sesuatu hal yang menyakitkan. Itulah yang sering kurasakan selama dalam masa percobaan kemarin. Selalu hanya bisa diam dan meminta maaf. Padahal terkadang kita tidak melakukan apa-apa. Tapi yang pasti apapun itu kita ambil dampak positif nya aja.

Saranku buat temen temen yang masih di Indonesia, bahasa dan mental adalah hal yang utama kalau mau mengikuti Ausbildung di Jerman. Jangan sampai mimpi yang sudah kita rajut dari Indonesia, tapi tidak satu pun terwujud karena persiapan yang kita lakukan untuk menggapai mimpi kita itu belum cukup matang. Dari semua yang telah aku ceritakan tadi, itu hanya pengalaman dari  beberapa teman yang nasibnya kurang beruntung. Tapi, Tentu tidak semuanya seperti itu, banyak yang buntung, lebih banyak lagi yang beruntung. Aku dan teman teman satu keberangkatan mungkin salah satu dari yang beruntung itu :)

Salam

Hadi Sukron
Share:

AUPAIR Bukan Sekedar Menyukai Anak Kecil…

Mungkin banyak yang menanyakan alasan kalian untuk menjadi aupair, dan pada umumnya bahkan saya sendiri menjawab bahwa saya menyukai anak kecil. Ok, bisa jadi itu menjadi alasan pemanis dari tujuan saya yang sebenarnya hanya ingin belajar bahasa Jerman lebih mudah dan murah agar nantinya bisa melanjutkan studi di Jerman. Lalu, apakah dengan menyukai anak kecil saja cukup?

Tulisan ini dibuat, yaitu pada tanggal 26 September 2018, tepatnya saat saya sudah menjadi aupair selama 8 bulan 26 hari. Saya tinggal sebagai aupair-mädchen di sebuah kota kecil bernama Bretten yang terletak di Baden-Württemberg, Germany. Keluarga saya bukan asli orang Jerman, melainkan gastfater Belgium-Dutch dan gastmutter Austrian. Percampuran dua negara ini memberi banyak keuntungan terhadap saya selama tinggal dengan mereka. Salah satunya adalah kesempatan untuk ikut “pulang kampung” ke negara mereka masing-masing untuk mengunjungi keluarganya. Menjawab pertanyaan yang saya ajukan sebelumnya, ternyata hanya dengan menyukai anak kecil saja tidak menjanjikan bahwa kerjaan yang saya hadapi terasa ringan dan bahagia. Karena pada dasarnya, aupair itu tinggal 24/7 selama setahun (sesuai kontrak masing-masing) di rumah yang sama dengan seluruh anggota keluarga. Ini berarti, kalian pun harus beradaptasi dengan hostparents kalian, kakek dan neneknya, om dan tantenya, dan lingkungan yang baru.

Saya di sini mencoba untuk lebih menekankan pada keharusan kalian untuk beradaptasi dengan para orang tua dari anak-anak yang kalian akan urus nantinya. Mengapa? Karena ternyata, membaca dan mendengar curhatan-curhatan yang datang dari teman aupair lainnya, masalah yang mereka alami berasal dari hubungan aupair itu dengan hostparentsnya. Menghabiskan waktu dengan anak saja sih bagaimana pinter-pinternya kalian untuk cari kegiatan yang sesuai dengan mood kalian saat itu. Sebagai contoh, kalau kalian sedang banyak tenaga dan mood kalian bagus, banyak permainan yang mereka sudah punya di rumah dan bisa kalian mainkan bersama. Tapi kalau mood hilang, saya biasa memberi ide kepada anak-anak yang saya urus untuk bermain “salon-salonan”. Jadi saya hanya duduk dan membiarkan rambut saya dikepang oleh mereka.

Dibalik waktu yang kita habiskan bersama anak, hal yang akan sering kalian jumpai adalah berkomunikasi dengan hostparents kalian. Komunikasi ini sangat penting! Kesalahpahaman dari dua belah pihak yang biasanya menimbulkan masalah dalam menjalani hari sebagai aupair, dan percaya deh, ini akan sangat berat nantinya. Oleh karena itu, saat kalian masih dalam proses interview atau skype dengan calon hostparents, tanyakan pertanyaan-pertanyaan tentang lifestyle mereka dan tugas apa yang akan kalian kerjakan sedetail mungkin. Termasuk juga jika kalian mempunyai hobi, apakah hobi itu bisa mereka fasilitasi atau mereka kompromikasikan. Karena kegiatan yang kalian sukai inilah yang nantinya menjadi sarana kalian untuk me-refresh diri kalian apabila sedang jenuh menjadi aupair.

Hal lain yang sering terjadi saat permasalahan muncul, khususnya bagi orang Indonesia adalah rasa “ga enakan” yang budaya kita miliki. Mungkin banyak anak aupair lainnya yang memberi saran untuk sabar, sabar, sabar dan akhirnya kalian tidak mengkomunikasikan ketidaknyamanan yang kalian rasakan karena “ga enak” dan memilih untuk sabar menjalaninya. Masalahnya apakah kalian harus dan bisa sabar selama 1 tahun? Saya sih tidak, satu tahun itu lama dan kalian tinggal 24 jam selama 7 hari!! Jadi apa solusinya? KOMUNIKASI! Bicarakan langsung dengan hostparents apabila ada hal-hal yang tidak sesuai dengan ketentuan menjadi aupair dalam kontrak yang kalian miliki dan sepakati. Pengalaman orang berbeda-beda, dan bagaimana toleransi kalian pribadi dalam menghadapi masalah juga berbeda dengan orang lain. Mungkin, banyak aupair lain yang masalahnya lebih besar dari kalian dan mereka berkata bahwa mereka hanya sabar dan bertahan atau malah mungkin ada yang berkata bahwa, “masalahmu mah ga seberapa”. Tapi saya hanya ingin memberi tau satu hal, hari-hari yang kalian jalani itu kalian sendiri yang merasakan, bukan orang lain. Setiap orang itu berbeda, dan tidak salah menurut saya menjadi orang yang dikatakan tidak sabar atau manja atau lainnya asalkan kalian bahagia!

So, selain rasa suka yang kalian miliki terhadap anak kecil untuk menjadi aupair yang bahagia, kalian juga harus mulai belajar untuk beradaptasi dengan budaya dari negara yang akan kalian datangi. Salah satunya adalah untuk menjadi pemberani dalam berkomunikasi. Sulit, tapi seiring waktu pasti jadi terbiasa. Ini kan point menjadi aupair, mengetahui dan mempelajari kultur lain selain Indonesia. SEMANGAT!

By: Intan Shabrina Eka Putri
Share:

Freitag, 14. September 2018

Studium Setelah Ausbildung

 Studium Setelah Ausbildung



Hallo teman-teman, mumpung ada waktu luang ni dan mau berbagi informasi serta menjawab pertanyaan beberapa orang yang masuk. Apa itu Fernstudium dan apa berufsbegleitendes Studium. Buat kamu yang sudah lulus Ausbildung dan bekerja, akan tetapi mau melanjutkan bidang yang digeluti serta mau kuliah, maka ada caranya, yakni bisa vollzeit Studium dimana seperti layaknya kuliah biasa. Atau bisa Fernstudium atau berufsbegleitendes Studium, dimana tetap bisa bekerja sesuai bidang Ausbildung. Adapun syarat syaratnya yakni tentu harus sudah selesai Ausbildung. Kebanyakan Uni atau Fachhochschule meminta pengalaman kerja setelah Ausbildung 2 atau 3 tahun. Akan tetapi ada juga Hochschulen yang tidak meminta pengalaman dikarenakan jurusan Ausbildung sesuai sama jurusan kuliah. Ini silahkan ditanya ke masing2 Hochschulen yang dituju. Kebanyakan memang sekolahnya swasta atau disebut private Fachhochschulen. Ini merupakan kesempatan buat kamu yang lulus Ausbildung tetapi tidak punya Abitur. 


Fernstudium artinya dimana kamu kuliah secara online dan hanya datang pada saat ujian ujian tertentu ke Prüfungsort. Kalau berufsbegleitendes Studium artinya kamu kuliah di salah satu tempat dan tetapi bekerja di bidang yang sama. Datang ke kuliah hanya 2 atau 3 kali seminggu. Atau bahkan 2 atau 3 kali sebulan. Biasanya jadwal kuliah sudah diberi selama satu tahun kedepan. Dimana kamu bisa mencocokkan dengan jadwal kerja kamu. Umumnya tempat kerja akan berusaha dimana kamu kuliah akan diberi libur. Maka dari itu, berufsbegleitendes Studium harus dibicarakan sama tempat kerja. Dan pada umumnya kamu harus mengurangi jadwal kerja agar jadwalnya bisa diatur. Sehingga bekerja tidak Vollzeit akan tetapi Teilzeit. Namun tidak menutup kemungkinan untuk Vollzeit jika tempat kerja menyetujui. Jadwal yang bentrok bisa diakali dengan mengambil Urlaub atau mengambil jatah Bildungsurlaub (jedes Bundesland ada aturannnya. Biasanya 5 hari setahun). Lama kuliahnya tergantung jurusan dan di FH mana kamu kuliah. 


Silahkan google FH yang kamu mau. Ada banyak sekali FH swasta yang menyediakan kuliah dua jenis ini. Untuk Hochschulen yang negeri tidak lah banyak. Tetapi ada juga. Misalnya bisa online studium yang bekerja sama dengan uni München. Oiya jenis studi ini biasanya harus bayar. Karena kuliahnya swasta...


Pastikan sebelum mendaftar bertanya berapa lama Berufserfahrung yang harus ada setelah ausbildung selesai. Dan apakah C 1 atau testDaf yang diwajibkan. Silahkan bertanya ke Studiumberatung FH yang dituju...


PS: Walau tidak begitu penting, tapi semoga membantu buat kamu yang ingin Weiterbildung setelah Ausbildung, misalnya seperti saya dari Heilerzeihungspfleger-Ausbildung lanjut studi Sozialpädagogik.


Ditulis oleh : Ragil Andi Mahardika
Share:

Donnerstag, 6. September 2018

Kesempatan untuk lanjut kuliah S2 setelah Aupair

Halli Hallo! Saya mau berbagi sedikit pengalaman saya dalam proses perubahan visa dari Aupair ke student. Lho, memang bisa setelah Aupair kuliah? Jawabannya pasti bisa, KALAU semua persyaratan lengkap dan bisa dibuktikan. Karena saya sudah mendapatkan gelar bachelor of engineering dari Indonesia tercinta, maka dalam kasus ini saya menjelaskan proses pencarian kampus, pendaftaran dan application untuk visa baru sebagai Master's student.

1. Kalian harus baca baik-baik Zulassungsvoraussetzung atau kriteria penerimaan dari jurusan yang akan kalian lamar. Satu universitas disini bisa memiliki peraturan dan kebijakan yang berbeda-beda untuk setiap fakultas. Jadi silahkan dibuat checklist untuk setiap persyaratan yaa.

2. Karena saya mengambil program dalam bahasa jerman, jadi saya membutuhkan sertifikat C1 dari Goethe, DaF, DSH atau TELC. Saya memilih TELC karena proses ujiannya tidak terlalu berbeda seperti IELTS yang pada kala itu saya baru ambil tiga minggu sebelum TELC. Untuk informasi lebih lanjut bisa dicek disini:

Hochschulzugang
ielts


Untuk biaya TELC pada tahun 2017 yaitu 170 Euro dan IELTS 220 Euro. Jika kalian merasa ingin mengikuti les Prüfungsvorbereitung untuk TELC maka sekolah bahasa ini bisa saya sarankan berdasarkan pengalaman saya sendiri:

3 Setelah itu jangan lupa dicek apakah degree kalian diakui di Jerman dengan mengunjungi website berikut (kecuali Baden-Württemberg dan Bayern, setahu saya mereka memiliki institusi sendiri untuk tugas tersebut).

Hochschulabschluss Anabin

4.Setelah diketahui kalau kalian berhak kuliah disini (jika degree kalian ada di list anabin), maka kalian bisa mengirimkan semua berkas lamaran ke universitas langsung atau ke Uniassist. Apa itu uni assist ? Silahkan kunjungi website ini untuk info lebih lanjut:

Uniassist

PS: kalau nama kampus atau degree kalian tidak ada di anabin databank maka kalian harus kontak kampus kalian dan berusaha keras untuk membuat nama kampus dan degree kalian tercantum di anabin. Video dari mbak cantik dan baik ini sangat membantu lho!:

5. Setelah selesai dengan fase admission ke universitas, jangan senang dulu. Ada baiknya kalau kalian langsung mengurus dokumen-dokumen penting untuk visa study kalian. Yang cukup penting adalah memikirkan bagaimana kalian bisa menunjukkan pada Behörde kalau kalian bisa membiayai kuliah kalian. Kemungkinan: menabung sampai ada kurang lebih 8640 Euro dalam bank account kalian, mencari seseorang yang percaya pada kalian dan mau menjadi sponsor kalian (membuat Verpflichtungserklärung) *aku tidak tahu apakah seseorang ini harus orang jerman atau tidak, dan cara-cara lain yang aku belum pernah coba. Silahkan baca link-link super bermanfaat berikut:

Cara membuat blocked account

Studi di Jerman setelah Au Pair

6.Selamat apabila kalian sudah diterima. Mau mencari tambahan uang bulanan? Kenapa tidak mencoba Deutschland Stipendium?! Syarat mudah dan per bulan kalian bisa mendapatkan 350 Euro (lumayan untuk bayar kamar). Contoh persyaratan yang harus dikirim baca disini:

Displaying 20161015_104612.jpgDeutschland Stipendium

Kesimpulan dari tulisan ini: ada banyak jalan ke Roma, kalau kalian melakukan segalanya dengan motivasi yang berapi-api dan sabar akan proses yang tidak tentu berapa lamanya. Kuliah setelah Aupair itu sangat mungkin. Salam semangat dan jangan menyerah!

Written by: Candra Hasannudin
Share:
Powered by Blogger.

Recent

Breaking

Categories

Pages

Theme Support