AFA

Au Pair, FSJ, und Ausbildung aus Indonesien

Au Pair, FSJ, Ausbildung aus Indonesien

  • AFA butuh dukungan kalian!!

    Ada banyak cara untuk support AFA: donasi 10 euro per tahun, menulis dan berbagi info serta pengalaman di portal ini, atau berkontribusi untuk proyek Buku AFA. Tunggu apa lagi? Hubungi kami untuk info selengkapnya

  • Mari Support AFA

    Ada banyak cara untuk support AFA: donasi 10 euro per tahun, menulis dan berbagi info serta pengalaman di portal ini, atau berkontribusi untuk proyek Buku AFA. Tunggu apa lagi? Hubungi kami untuk info selengkapnya

  • Ayo Dukung AFA

    Ada banyak cara untuk support AFA: donasi 10 euro per tahun, menulis dan berbagi info serta pengalaman di portal ini, atau berkontribusi untuk proyek Buku AFA. Tunggu apa lagi? Hubungi kami untuk info selengkapnya

  • AYO DUKUNG AFA

    Ada banyak cara untuk support AFA: donasi 10 euro per tahun, menulis dan berbagi info serta pengalaman di portal ini, atau berkontribusi untuk proyek Buku AFA. Tunggu apa lagi? Hubungi kami untuk info selengkapnya

  • Ayo Dukung AFA

    Ada banyak cara untuk support AFA: donasi 10 euro per tahun, menulis dan berbagi info serta pengalaman di portal ini, atau berkontribusi untuk proyek Buku AFA. Tunggu apa lagi? Hubungi kami untuk info selengkapnya

Sonntag, 30. September 2018

Ausbildung lewat Agen

AUSBILDUNG LEWAT AGEN


Halo halo, ini tulisan pertama aku selama tinggal di Jerman. Kali ini aku pengen nulis mengenai Ausbildung lewat AGEN. Zaman sekarang ini, siapa sih yang gak tau dengan Ausbildung? Program magang selama tiga tahun di jerman dengan berbagai bidang yang disediakan. Mulai dari bidang kesehatan, Teknik, Komputer, Pariwisata dan banyak bidang lainnya yang ditawarkan. Tentunya info Ausbildung lewat agen ini sudah sangat marak dikalangan pemuda pemudi Indonesia yang ingin sekali merasakan tinggal dan bekerja di negara tempat Pak Habibie menuntut ilmu ini. Ini juga mungkin adalah salah satu jawaban bagi orang orang yang kurang mampu secara materi untuk tinggal dan merasakan hidup ditanah Eropa.

Dibandingkan melamar Ausbildung secara mandiri, dengan berbagai kesulitan yang ada pastinya temen-temen semua bakalan memilih cara yang lebih instan. Lewat Agen. Tanpa perlu repot dengan berkas-berkas dan lainnya, kita bisa tinggal terbang ke Jerman.

Berbeda halnya dengan melamar secara mandiri. Mulai dari dokumen-dokumen yang harus disediakan sesempurna mungkin, itupun tidak banyak perusahaan Jerman yang mau menerima kalau kita masih berada di Indonesia. Memang ada, tetapi tidak banyak. Kebanyakan perusahaan Jerman memprioritaskan yang sudah berada di Jerman dengan alasan proses yang lumayan ribet. Tidak hanya sampai disitu, kalau pun misalnya diterima dan tiba saatnya pengurusan Visa, kita akan tetap di persulit oleh si petugas, dengan meminta uang sekian Euro sebagai jaminan di bank. OMG. Inilah yang aku rasakan ketika melamar Ausbildung secara mandiri. Dua bulan setelah semua proses Ausbildung mandiriku, dapatlah informasi bahwa sekarang Ausbildung bisa lewat agen. Yeay. Hanya dengan mengirimkan Curiculum Vitae, riwayat hidup dan Sertifikat bahasa. Akhirnya aku bisa angkat-angkat kaki bersantai manja tanpa perlu memikirkan segudang proses.

Setelah mengirimkan semua dokumen yang diminta, aku hanya tinggal menunggu waktu untuk pengurusan visa. Visa keluar, dan akhirnya aku berangkat ke Jerman. Sungguh instan bukan ? Sebenarnya aku sangat senang sekali akhirnya bisa sampai di jerman, tapi dibalik kesenanganku itu ada terselip rasa jengkel. Menurutku, dengan semua kemudahan yang ini, banyak orang yang tidak lagi tau apa itu yang namanya proses. Tidak tau bagaimana sakitnya berjuang untuk tinggal di Eropa ini seperti yang dilakukan orang orang yang lebih dulu tinggal di Jerman ataupun orang orang yang pernah berjuang mati matian untuk bisa tinggal di jerman. Ditambah lagi dengan disediakannya kursus gratis untuk mereka yang ingin ke Jerman tetapi terhalang kerena Dana. Dari Informasi yang aku kumpulkan, Ausbildung lewat agen ini lebih banyak di bidang Pariwisata. Seperti perhotelan, koki, restoran, hausekeeping dll, tetapi tidak menutup kemungkinan untuk ausbildung dibidang IT dan kesehatan.

Dari beberapa informasi yang berhasil aku kumpulkan. Baik itu dari pengalaman teman teman seperjuangan sampai dari mereka yang sering curhat mengenai sejuta masalah yang mereka hadapi. Tidak lain dan tidak bukan sudah pasti faktor bahasa. Banyak dari kita, saking inginnya berangkat ke Jerman, sampai kita lupa mempersiapkan diri bagaimana nantinya bisa bertahan di Jerman. Kita hanya memikirkan cara yang instan untuk datang, tapi banyak dari kita lupa, bahwa kalau kita sudah terkena masalah di Jerman, pulangnya juga akan instan. Aku punya seorang teman, sebut saja namanya si Fufun dan si Dadang. Si Fufun ini dia memlilih untuk Ausbildung di bidang kesehatan. Awal awal di Jerman dia merasa baik baik saja. Mengenai bahasa pastinya semua orang indonesia yang baru tiba di Jerman memiliki masalah dengan itu. Tapi di bulan ketiga, sebelum masa percobaannya berakhir, dia dipanggil ke kantor. Bosnya bilang "Kamu di pecat, ini tiket pulang kamu ke indonesia sudah kami belikan". Dia langsung takut dan panik. Bagaimana mungkin harus pulang.

Dengan informasi yang minim, ia akhirnya harus pulang ke Indonesia. Padahal banyak cara yang ia bisa lakukan agar tetap bisa tinggal di Jerman. Yang ke dua, laki laki, Dadang. Berangkat ke Jerman dengan hanya bermodalkan bahasa Jerman dasar. Juga harus pulang dengan cara yang sama. Ada juga yang diperlakukan secara tidak manusiawi oleh bosnya di tempat ia bekerja. Bekerja lebih dari standar dan juga tidak pernah dikasih hari libur. Kita tidak hanya memiliki masalah dengan budaya, bahasa, tetapi juga dengan lingkungan kerja kita. Banyak dari teman-teman yang sama sekali belum pernah bekerja akan merasakan bagaimana sakitnya lingkungan kerja itu. Di salahkan atas sesuatu yang tidak kita perbuat, dimarahi bahkan sampai dimaki maki didepan semua orang. Itu biasa bagi sebagian orang. Tapi bagi sebagian orang juga itu sesuatu hal yang menyakitkan. Itulah yang sering kurasakan selama dalam masa percobaan kemarin. Selalu hanya bisa diam dan meminta maaf. Padahal terkadang kita tidak melakukan apa-apa. Tapi yang pasti apapun itu kita ambil dampak positif nya aja.

Saranku buat temen temen yang masih di Indonesia, bahasa dan mental adalah hal yang utama kalau mau mengikuti Ausbildung di Jerman. Jangan sampai mimpi yang sudah kita rajut dari Indonesia, tapi tidak satu pun terwujud karena persiapan yang kita lakukan untuk menggapai mimpi kita itu belum cukup matang. Dari semua yang telah aku ceritakan tadi, itu hanya pengalaman dari  beberapa teman yang nasibnya kurang beruntung. Tapi, Tentu tidak semuanya seperti itu, banyak yang buntung, lebih banyak lagi yang beruntung. Aku dan teman teman satu keberangkatan mungkin salah satu dari yang beruntung itu :)

Salam

Hadi Sukron
Share:

AUPAIR Bukan Sekedar Menyukai Anak Kecil…

Mungkin banyak yang menanyakan alasan kalian untuk menjadi aupair, dan pada umumnya bahkan saya sendiri menjawab bahwa saya menyukai anak kecil. Ok, bisa jadi itu menjadi alasan pemanis dari tujuan saya yang sebenarnya hanya ingin belajar bahasa Jerman lebih mudah dan murah agar nantinya bisa melanjutkan studi di Jerman. Lalu, apakah dengan menyukai anak kecil saja cukup?

Tulisan ini dibuat, yaitu pada tanggal 26 September 2018, tepatnya saat saya sudah menjadi aupair selama 8 bulan 26 hari. Saya tinggal sebagai aupair-mädchen di sebuah kota kecil bernama Bretten yang terletak di Baden-Württemberg, Germany. Keluarga saya bukan asli orang Jerman, melainkan gastfater Belgium-Dutch dan gastmutter Austrian. Percampuran dua negara ini memberi banyak keuntungan terhadap saya selama tinggal dengan mereka. Salah satunya adalah kesempatan untuk ikut “pulang kampung” ke negara mereka masing-masing untuk mengunjungi keluarganya. Menjawab pertanyaan yang saya ajukan sebelumnya, ternyata hanya dengan menyukai anak kecil saja tidak menjanjikan bahwa kerjaan yang saya hadapi terasa ringan dan bahagia. Karena pada dasarnya, aupair itu tinggal 24/7 selama setahun (sesuai kontrak masing-masing) di rumah yang sama dengan seluruh anggota keluarga. Ini berarti, kalian pun harus beradaptasi dengan hostparents kalian, kakek dan neneknya, om dan tantenya, dan lingkungan yang baru.

Saya di sini mencoba untuk lebih menekankan pada keharusan kalian untuk beradaptasi dengan para orang tua dari anak-anak yang kalian akan urus nantinya. Mengapa? Karena ternyata, membaca dan mendengar curhatan-curhatan yang datang dari teman aupair lainnya, masalah yang mereka alami berasal dari hubungan aupair itu dengan hostparentsnya. Menghabiskan waktu dengan anak saja sih bagaimana pinter-pinternya kalian untuk cari kegiatan yang sesuai dengan mood kalian saat itu. Sebagai contoh, kalau kalian sedang banyak tenaga dan mood kalian bagus, banyak permainan yang mereka sudah punya di rumah dan bisa kalian mainkan bersama. Tapi kalau mood hilang, saya biasa memberi ide kepada anak-anak yang saya urus untuk bermain “salon-salonan”. Jadi saya hanya duduk dan membiarkan rambut saya dikepang oleh mereka.

Dibalik waktu yang kita habiskan bersama anak, hal yang akan sering kalian jumpai adalah berkomunikasi dengan hostparents kalian. Komunikasi ini sangat penting! Kesalahpahaman dari dua belah pihak yang biasanya menimbulkan masalah dalam menjalani hari sebagai aupair, dan percaya deh, ini akan sangat berat nantinya. Oleh karena itu, saat kalian masih dalam proses interview atau skype dengan calon hostparents, tanyakan pertanyaan-pertanyaan tentang lifestyle mereka dan tugas apa yang akan kalian kerjakan sedetail mungkin. Termasuk juga jika kalian mempunyai hobi, apakah hobi itu bisa mereka fasilitasi atau mereka kompromikasikan. Karena kegiatan yang kalian sukai inilah yang nantinya menjadi sarana kalian untuk me-refresh diri kalian apabila sedang jenuh menjadi aupair.

Hal lain yang sering terjadi saat permasalahan muncul, khususnya bagi orang Indonesia adalah rasa “ga enakan” yang budaya kita miliki. Mungkin banyak anak aupair lainnya yang memberi saran untuk sabar, sabar, sabar dan akhirnya kalian tidak mengkomunikasikan ketidaknyamanan yang kalian rasakan karena “ga enak” dan memilih untuk sabar menjalaninya. Masalahnya apakah kalian harus dan bisa sabar selama 1 tahun? Saya sih tidak, satu tahun itu lama dan kalian tinggal 24 jam selama 7 hari!! Jadi apa solusinya? KOMUNIKASI! Bicarakan langsung dengan hostparents apabila ada hal-hal yang tidak sesuai dengan ketentuan menjadi aupair dalam kontrak yang kalian miliki dan sepakati. Pengalaman orang berbeda-beda, dan bagaimana toleransi kalian pribadi dalam menghadapi masalah juga berbeda dengan orang lain. Mungkin, banyak aupair lain yang masalahnya lebih besar dari kalian dan mereka berkata bahwa mereka hanya sabar dan bertahan atau malah mungkin ada yang berkata bahwa, “masalahmu mah ga seberapa”. Tapi saya hanya ingin memberi tau satu hal, hari-hari yang kalian jalani itu kalian sendiri yang merasakan, bukan orang lain. Setiap orang itu berbeda, dan tidak salah menurut saya menjadi orang yang dikatakan tidak sabar atau manja atau lainnya asalkan kalian bahagia!

So, selain rasa suka yang kalian miliki terhadap anak kecil untuk menjadi aupair yang bahagia, kalian juga harus mulai belajar untuk beradaptasi dengan budaya dari negara yang akan kalian datangi. Salah satunya adalah untuk menjadi pemberani dalam berkomunikasi. Sulit, tapi seiring waktu pasti jadi terbiasa. Ini kan point menjadi aupair, mengetahui dan mempelajari kultur lain selain Indonesia. SEMANGAT!

By: Intan Shabrina Eka Putri
Share:

Freitag, 14. September 2018

Studium Setelah Ausbildung

 Studium Setelah Ausbildung



Hallo teman-teman, mumpung ada waktu luang ni dan mau berbagi informasi serta menjawab pertanyaan beberapa orang yang masuk. Apa itu Fernstudium dan apa berufsbegleitendes Studium. Buat kamu yang sudah lulus Ausbildung dan bekerja, akan tetapi mau melanjutkan bidang yang digeluti serta mau kuliah, maka ada caranya, yakni bisa vollzeit Studium dimana seperti layaknya kuliah biasa. Atau bisa Fernstudium atau berufsbegleitendes Studium, dimana tetap bisa bekerja sesuai bidang Ausbildung. Adapun syarat syaratnya yakni tentu harus sudah selesai Ausbildung. Kebanyakan Uni atau Fachhochschule meminta pengalaman kerja setelah Ausbildung 2 atau 3 tahun. Akan tetapi ada juga Hochschulen yang tidak meminta pengalaman dikarenakan jurusan Ausbildung sesuai sama jurusan kuliah. Ini silahkan ditanya ke masing2 Hochschulen yang dituju. Kebanyakan memang sekolahnya swasta atau disebut private Fachhochschulen. Ini merupakan kesempatan buat kamu yang lulus Ausbildung tetapi tidak punya Abitur. 


Fernstudium artinya dimana kamu kuliah secara online dan hanya datang pada saat ujian ujian tertentu ke Prüfungsort. Kalau berufsbegleitendes Studium artinya kamu kuliah di salah satu tempat dan tetapi bekerja di bidang yang sama. Datang ke kuliah hanya 2 atau 3 kali seminggu. Atau bahkan 2 atau 3 kali sebulan. Biasanya jadwal kuliah sudah diberi selama satu tahun kedepan. Dimana kamu bisa mencocokkan dengan jadwal kerja kamu. Umumnya tempat kerja akan berusaha dimana kamu kuliah akan diberi libur. Maka dari itu, berufsbegleitendes Studium harus dibicarakan sama tempat kerja. Dan pada umumnya kamu harus mengurangi jadwal kerja agar jadwalnya bisa diatur. Sehingga bekerja tidak Vollzeit akan tetapi Teilzeit. Namun tidak menutup kemungkinan untuk Vollzeit jika tempat kerja menyetujui. Jadwal yang bentrok bisa diakali dengan mengambil Urlaub atau mengambil jatah Bildungsurlaub (jedes Bundesland ada aturannnya. Biasanya 5 hari setahun). Lama kuliahnya tergantung jurusan dan di FH mana kamu kuliah. 


Silahkan google FH yang kamu mau. Ada banyak sekali FH swasta yang menyediakan kuliah dua jenis ini. Untuk Hochschulen yang negeri tidak lah banyak. Tetapi ada juga. Misalnya bisa online studium yang bekerja sama dengan uni München. Oiya jenis studi ini biasanya harus bayar. Karena kuliahnya swasta...


Pastikan sebelum mendaftar bertanya berapa lama Berufserfahrung yang harus ada setelah ausbildung selesai. Dan apakah C 1 atau testDaf yang diwajibkan. Silahkan bertanya ke Studiumberatung FH yang dituju...


PS: Walau tidak begitu penting, tapi semoga membantu buat kamu yang ingin Weiterbildung setelah Ausbildung, misalnya seperti saya dari Heilerzeihungspfleger-Ausbildung lanjut studi Sozialpädagogik.


Ditulis oleh : Ragil Andi Mahardika
Share:

Donnerstag, 6. September 2018

Kesempatan untuk lanjut kuliah S2 setelah Aupair

Halli Hallo! Saya mau berbagi sedikit pengalaman saya dalam proses perubahan visa dari Aupair ke student. Lho, memang bisa setelah Aupair kuliah? Jawabannya pasti bisa, KALAU semua persyaratan lengkap dan bisa dibuktikan. Karena saya sudah mendapatkan gelar bachelor of engineering dari Indonesia tercinta, maka dalam kasus ini saya menjelaskan proses pencarian kampus, pendaftaran dan application untuk visa baru sebagai Master's student.

1. Kalian harus baca baik-baik Zulassungsvoraussetzung atau kriteria penerimaan dari jurusan yang akan kalian lamar. Satu universitas disini bisa memiliki peraturan dan kebijakan yang berbeda-beda untuk setiap fakultas. Jadi silahkan dibuat checklist untuk setiap persyaratan yaa.

2. Karena saya mengambil program dalam bahasa jerman, jadi saya membutuhkan sertifikat C1 dari Goethe, DaF, DSH atau TELC. Saya memilih TELC karena proses ujiannya tidak terlalu berbeda seperti IELTS yang pada kala itu saya baru ambil tiga minggu sebelum TELC. Untuk informasi lebih lanjut bisa dicek disini:

Hochschulzugang
ielts


Untuk biaya TELC pada tahun 2017 yaitu 170 Euro dan IELTS 220 Euro. Jika kalian merasa ingin mengikuti les Prüfungsvorbereitung untuk TELC maka sekolah bahasa ini bisa saya sarankan berdasarkan pengalaman saya sendiri:

3 Setelah itu jangan lupa dicek apakah degree kalian diakui di Jerman dengan mengunjungi website berikut (kecuali Baden-Württemberg dan Bayern, setahu saya mereka memiliki institusi sendiri untuk tugas tersebut).

Hochschulabschluss Anabin

4.Setelah diketahui kalau kalian berhak kuliah disini (jika degree kalian ada di list anabin), maka kalian bisa mengirimkan semua berkas lamaran ke universitas langsung atau ke Uniassist. Apa itu uni assist ? Silahkan kunjungi website ini untuk info lebih lanjut:

Uniassist

PS: kalau nama kampus atau degree kalian tidak ada di anabin databank maka kalian harus kontak kampus kalian dan berusaha keras untuk membuat nama kampus dan degree kalian tercantum di anabin. Video dari mbak cantik dan baik ini sangat membantu lho!:

5. Setelah selesai dengan fase admission ke universitas, jangan senang dulu. Ada baiknya kalau kalian langsung mengurus dokumen-dokumen penting untuk visa study kalian. Yang cukup penting adalah memikirkan bagaimana kalian bisa menunjukkan pada Behörde kalau kalian bisa membiayai kuliah kalian. Kemungkinan: menabung sampai ada kurang lebih 8640 Euro dalam bank account kalian, mencari seseorang yang percaya pada kalian dan mau menjadi sponsor kalian (membuat Verpflichtungserklärung) *aku tidak tahu apakah seseorang ini harus orang jerman atau tidak, dan cara-cara lain yang aku belum pernah coba. Silahkan baca link-link super bermanfaat berikut:

Cara membuat blocked account

Studi di Jerman setelah Au Pair

6.Selamat apabila kalian sudah diterima. Mau mencari tambahan uang bulanan? Kenapa tidak mencoba Deutschland Stipendium?! Syarat mudah dan per bulan kalian bisa mendapatkan 350 Euro (lumayan untuk bayar kamar). Contoh persyaratan yang harus dikirim baca disini:

Displaying 20161015_104612.jpgDeutschland Stipendium

Kesimpulan dari tulisan ini: ada banyak jalan ke Roma, kalau kalian melakukan segalanya dengan motivasi yang berapi-api dan sabar akan proses yang tidak tentu berapa lamanya. Kuliah setelah Aupair itu sangat mungkin. Salam semangat dan jangan menyerah!

Written by: Candra Hasannudin
Share:

Dienstag, 4. September 2018

Mencari Gastfamilie untuk Au-pair laki-laki

Halli hallo!

Nama saya Candra dan berasal dari Bogor. Dalam kesempatan kali ini saya mau berbagi cerita saya dalam mendapatkan Gastfamilie. Untuk para calon Aupair, khususnya para kaum lelaki sangat dimengerti kalau ada keluhan, mencari Gastfamilie susah sekali atau akunnya di Aupairworld dihapus. Saya mengalami semua itu pada tahun 2015 lalu.

Sebelumnya, saya mendaftarkan diri di Aupairwold ini karena tidak ada larangan untuk laki-laki jika mau mencari Gastfamilie di website ini, tetapi setelah dua kali membuat akun dan menunggu konfirmasi penerimaan akun untuk bisa mulai mencari keluarga ternyata akun saya selalu ditolak. Karena saya sangat jengkel dengan sifat mereka yang tidak transparan, maka akhirnya saya memutuskan untuk menjadi tidak jujur juga dengan membuat akun yang menerangkan kalau saya adalah female.

Setelah satu hari akhirnya saya mendapatkan konfirmasi kalau akun saya sudah bisa digunakan. Hiuuurayyy!!! Saya mulai upload foto-foto yang cocok untuk mencari keluarga dan mengirim personal message kepada para calon keluarga. Saran: karena pencarian saya ini diawali dengan ketidakjujuran terhadap websitenya, maka lebih baik jelaskan kepada para calon keluarga apa yang membuat kalian membuat female profile dengan lembut dan penuh motivasi!

Dari website Aupairworld saya akhirnya mendapatkan tiga calon Gastfamilie yang paling click dengan saya. Dalam jangka waktu satu bulan satu per satu dari para calon tersebut menunjukkan ketidakcocokkan mereka terhadap saya. Ketidakcocokkan ini bukan masalah gender, melainkan waktu kedatangan di Jerman dan keadaan saya dulu yang masih kuliah dan point lainnya yang penting untuk kedua pihak.

Teman saya dari Bremen akhirnya menyarankan sebuah website khusus Jerman: Finde Au Pair Deutschland

Dari website diatas saya mendapatkan Gastfamilie saya yang tinggal di Bremen. Dalam website tersebut ada lumayan banyak juga Aupair- Junge lainnya yang mencari Gastfamilie

Jadi silahkan dicoba ya! Terima kasih sudah mau membaca tulisan ini dan salam semangat dari Jerman untuk kalian yang masih dalam tahap pencarian ! Jangan menyerah!

Displaying 20161014_162740.jpg


Jangan lupa baca: Köln Pass 

Written by : Candra Hasannudin
Share:

Sonntag, 2. September 2018

Info Lengkap Seputar Köln Pass dan Cara Mendapatkannya

Hallo teman teman AFA semua,

Seperti yang kita ketahui bahwa tinggal di Eropa bagi perantau sangatlah mahal, khususnya jika kita bekerja sebagai Au Pair. Hanya mengandalkan uang Taschengeld (uang saku) dari Gastfamilie tentunya tidak cukup jika kita memiliki keinginan juga untuk jalan jalan atau menghibur diri dengan pergi ke Museum, kebun binatang, perpustakaan, konser musik, dsb. Lalu kita terkadang berfikir ribuan kali karena uang yang akan dikeluarkan tidaklah sedikit.

Bagi kalian yang ingin tinggal atau yang sudah menetap di wilayah Köln, Nordrhein-Westfalen, ada kabar membahagiakan bahwa kalian bisa menikmati sarana hiburan yang saya sebutkan diatas dengan harga yang terjangkau apabila kalian memiliki Köln-Pass. Köln-Pass ini sangat bermanfaat sekali, saya akan jelaskan apa itu Köln-Pass, cara mendapatkannya dan keuntungan apa saja yang didapat jika kita memiliki Köln-Pass..

Köln-Pass

Köln-Pass adalah sebuah program pemerintah Köln untuk orang yang tinggal di Köln berupa kartu, yang mana dengan kartu tersebut banyak sekali diskon yang akan kita dapatkan. Köln pass ini terutama diperuntukkan bagi : orang yang tidak punya banyak uang, orang cacat, orang asing atau perantau yang datang ke Jerman, dan orang-orang yang membutuhkan.

Cara mendapatkannya

- Kalian mengambil Formulir (Antrag Köln-Pass) di Bürgeramt.
- Mengisi formulir tersebut:
* Name (isi dengan nama belakang)
* Vorname (isi dengan nama depan)
* Geboren (Tanggal, bulan dan tahun kelahiran)
* Strasse, Hausnummer (alamat rumah di Köln) PLZ,
* Ort (Kode Pos dan Kota)
* Für meine Wohnung bezahle ich – (strip) € Miete und Nebenkosten
* Berechtigtenkreis (untuk kalian Au Pair dan FSJ) maka silang bagian “Geringverdiener
* E-mail
* No Handphone
* Ort, Datum (Kota dan Tanggal)
* Unterschrift (tanda tangan)

- Foto Copy Paspor
- Foto Copy Visa
- Foto Copy Vertrag Au Pair
- Serahkan semua Dokumen tersebut ke alamat Wiener Platz 2a di lantai 3 dan sesuaikan dengan nama belakang kalian dengan ruangan yang akan kalian serahkan dokumennya, semisal nama Robby Wiliam maka kalian ke ruangan W di ruang 302.

Manfaat dari Köln-Pass Monatsticket


Seperti yang kalian ketahui transportasi di Jerman sangatlah mahal baik menggunakan kereta atau Bus terlebih dengan Taksi. Tapi paling populer bagi masyarakat Jerman ialah Kereta, Yakni U-Bahn dan S-Bahn. Monatsticket ini berlaku hingga 1 bulan dan lebih hemat namun Monatsticket juga tidak semurah yang kita bayangkan, berikut daftar harga Monatsticket untuk wilayah Köln:


Untuk diskon Deutschkurs di VHS


Kalian ingin kursus Super intensiv di VHS tapi mikir biayanya karena kursus Superntensiv ini di VHS Köln harganya bisa mencapai 488€. Tapi dengan Köln-Pass, kita akan mendapatkan diskon 45% dari Harga Kursus, kalian hanya foto copy dan menunjukann kartu Köln-Pass saat mendaftar dan membayar biayanya.

Diskon pergi ke Kebun Binatang (Zoo)


Diskon 50 % dengan Köln-Pass

Untuk mengunjungi dan meminjam buku di Stadtbibliothek (perpustakaan kota) 

1 Tahun = 13 €
6 bulan = 7 €

Untuk mendapatkan diskon masuk stadion (menonton sepak bola)

Diskon Untuk mengunjungi Museum

Diskon untuk menonton Opera 

Diskon untuk menonton Teater

Dan banyak lagi keuntungan yang bisa kita dapatkan. Untuk info lebih lanjut, dapat diakses di  website resminya: Köln Pass

 

 

C:\Users\Ananda\Documents\My Received Files\20180902_201147.jpg
Add caption

 

Antrag Bagian Depan

 

 

 

C:\Users\Ananda\Documents\My Received Files\20180902_201215.jpg 

 

Antrag bagian belakang

 

C:\Users\Ananda\Documents\My Received Files\CYMERA_20180902_215926.jpg 

Köln pass bagian depan

 

C:\Users\Ananda\Documents\My Received Files\20180902_201328.jpg 

Köln Pass bagian belakang

  Semoga info ini bermanfaat. 

Penulis: Ananda Robiah Adawiyah

Editor: Girindra W. P. Denker

Share:
Powered by Blogger.

Recent

Breaking

Categories

Pages

Theme Support